Ayatpertama diturunkan buat nabi muhammad saw ketika sedang menyepikan diri di gua hira. ٢٦ ربيع الأول ١٤٤٣ هـ. Turunnya wahyu pertama yang diterima nabi muhammad terjadi di gua hira. Jakarta pertamakali rosulullah men dapatkan wahyu yaitu ketia beliau berusia 40th, allah menurunkan wahyu saat umur rosul sudah matang dan .
FullLife: Ef 2:20 - DI ATAS DASAR PARA RASUL. Nas : Ef 2:20. Gereja hanya dapat menjadi gereja sejati apabila didirikan atas penyataan yang diilhamkan Kristus kepada para rasul. 1) Para rasul PB merupakan kelompok utusan, saksi, dan wakil yang asli dari Tuhan yang tersalib dan bangkit. Merekalah batu-batu dasar gereja, dan berita mereka
KetikaNabi Adam diturunkan ke bumi seluruh tubuhnya terbakar oleh matahari sehingga menjadi hitam. Kemudian Allah memberikan wahyu untuk berpuasa selama tiga hari yaitu tanggal 13, 14, 15. Ketika hari pertama puasa, sepertiga badannya menjadi putih. Hari kedua, sepertiganya menjadi putih dan hari ketiga, sepertiga sisanya menjadi putih
Ayat26 inilah penutup dari ayat wahyu yang membersihkan istri Nabi, Aisyah dari tuduhan keji itu. Ayat tersebut bukanlah merupakan janji Allah kepada manusia yang baik akan ditakdirkan dengan pasangan yang baik. karena banyak hal yang tertulis dalam Al Qur'an yang diturunkan pada abad ke-6 masehi ini baru terkuak seiring dengan
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS wahyu yang diturunkan pada nabi . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
NuzululQur'an merupakan peristiwa turunnya Al Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW. Peritiwa Nuzulul Qur'an ini tertulis di dalam Surat Al-Baqarah Ayat 185: "Bulan Ramadan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
XvSK3dJ. NilaiJawabanSoal/Petunjuk KITAB Wahyu Yang Diturunkan Kepada Nabi NUBUAT Wahyu yang diturunkan kepada nabi RASUL Sang Penerima Wahyu Nya MENURUNKAN ...naknya; 4 menggembalakan ~ lembu; 5 menyampaikan wahyu sabda, ajaran, dsb Allah ~ wahyu kpd Nabi Muhammad saw; 6 memilih untuk ikut bermain berta... LENGSERKAN Turunkan ANBIA Para nabi ISA Nana nabi ADAM Nama Nabi NOAH Nabi Nuh bahasa Inggris NUH Nama nabi SABDA Perkataan bagi Tuhan, nabi, raja, dsb REVELATION Wahyu Inggris MUHAMMAD Nabi dan rasul terakhir yang diutus Allah SWT HIRA Gua wahyu UMAT Penganut Nabi MUSA Nabi yang menyampaikan hukum taurat atau torah ISMAIL Seorang nabi, anaknya Nabi Ibrahim, saudaranya Nabi Ishaq AJWA Kurma nabi IBRAHIM Nama nabi dengan mukjizat kebal dan terbebas dari bara api NABI Sang Penerima Wahyu Nya BAHTERA Kapal yang dibuat oleh nabi Nuh WANGSIT Ilham, petunjuk, wahyu MAULID Peringatan hari lahir Nabi Muhammad BONGKAR Angkat, turunkan tentang muatan ARAB Asal nabi Muhammad SAW
Ilustrasi wahyu pertama Nabi Muhammad. Foto Freepik. Alquran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Wahyu pertama turun pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan pada 6 Agustus 610 M, saat Nabi Muhammad berumur 41 dari buku Belajar Tadabbur Ilmu Karakter Pada Lebah, Burung Gagak Dan Singa oleh Doni Putra, dkk., pendapat lain mengatakan bahwa wahyu pertama turun pada hari Senin tanggal 21 Ramadhan yang saat itu bertepatan dengan 10 Agustus 610 M. Wahyu pertama turun selang beberapa waktu setelah Malakat Jibril menemui Nabi Muhammad dalam mimpinya untuk menyampaikan perintah dakwah Islam. Hal itu tertuang pada surat Al Mudassir ayat 1-7 berikutيٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙقُمْ فَاَنْذِرْۖ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْۗArtinya Hai orang yang berkemul berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, Turunnya Wahyu Pertama Nabi MuhammadIlustrasi wahyu pertama Nabi Muhammad. Foto Freepik. Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam buku Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah menjelaskan, Aisyah menuturkan bahwa turunnya wahyu pertama Nabi diawali dengan ru’yah shadiqqah yang artinya mimpi yang sangat jelas. Setelah mendapat mimpi tersebut, Nabi memutuskan untuk mengasingkan diri ke Gua bertahanut atau beribadah dalam beberapa malam dan pulang untuk mengambil bekal, hingga datang wahyu pertama saat Nabi sedang di Gua Hira. Wahyu pertama Nabi adalah ayat 1-5 surat Al Alaq yang berbunyiاِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَق اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ۚArtinya Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak wahyu pertama merupakan peristiwa yang memberikan dampak psikologis dan mental yang luar biasa kepada Nabi Muhammad. Malaikat Jibril datang dengan sosok yang sangat besar dan bercahaya yang memenuhi cakrawala yang membuatnya hadits sahih Muslim, Nabi Muhammad mengisahkan, “Malaikat Jibril memangku dan mendekapku sampai aku merasa begitu payah, lalu dia melepaskanku. Ia berkata lagi, “Bacalah! Aku menjawab, “aku tidak bisa membaca.”Malaikat Jibril kemudian memegangku dan mendekapku hingga ketiga kalinya, kemudian ia membaca, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” HR. Muslim Ilustrasi Alquran. Foto Unspaslash. Dikutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karya Harjan Syuhada dan Fida' Abdilah, wahyu selanjutnya diturunkan dengan jeda waktu tiga tahun dan seterusnya berangsur-angsur selama 23 tahun. Lokasi penurunan Alquran ada di dua tempat, yaitu di Mekah dan Alquran yang turun di Mekah disebut Makiyyah, sedangkan ayat yang turun di Madinah disebut Madaniyyah. Alquran yang merupakan firman-firman Allah ini terdiri dari 30 juz, 114 surah dan ayat.
MACAM-MACAM WAHYUDiterimanya wahyu oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam merupakan peristiwa yang sangat besar. Turunnya merupakan peristiwa yang tidak disangka-sangka. Begitulah Allah memberikan titahNya kepada manusia terpilih, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul secara bahasa artinya adalah, pemberitahuan secara rahasia nan cepat. Secara syar’i, wahyu berarti pemberitahuan dari Allah kepada para nabiNya dan para rasulNya tentang syari’at atau kitab yang hendak disampaikan kepada mereka, baik dengan perantara atau tanpa perantara. Wahyu secara syar’i ini jelas lebih khusus, dibandingkan dengan makna wahyu secara bahasa, baik ditinjau dari sumbernya, sasarannya maupun bermacam-macam wahyu syar’i, dan yang terpenting ialah sebagaimana penjelasan Taklimullah Allah Azza wa Jalla berbicara langsung kepada NabiNya dari belakang hijab. Yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan apa yang hendak Dia sampaikan, baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan contoh dalam keadaan terjaga, yaitu seperti ketika Allah Azza wa Jalla berbicara langsung dengan Musa Alaihissallam, dan juga dengan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam pada peristiwa isra’ dan mi’raj. Allah berfirman tentang nabi Musa وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ” …Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” [an Nisaa`/4 164].Adapun contoh ketika dalam keadaan tidur, yaitu sebagaimana diceritakan dalam hadits dari Ibnu Abbas dan Mu’adz bin Jabal. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda أَتَانِي رَبِّي فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ قُلْتُ لَبَّيْكَ رَبِّ وَسَعْدَيْكَ قَالَ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى قُلْتُ رَبِّ لَا أَدْرِي فَوَضَعَ يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيَّ فَوَجَدْتُ بَرْدَهَا بَيْنَ ثَدْيَيَّ فَعَلِمْتُ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ فَقُلْتُ لَبَّيْكَ رَبِّ وَسَعْدَيْكَ قَالَ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى قُلْتُ“Aku didatangi dalam mimpi oleh Rabb-ku dalam bentuk terbaik, lalu Dia berfirman “Wahai, Muhammad!” Aku menjawab,”Labbaik wa sa’daika.” Dia berfirman,”Apa yang diperdebatkan oleh para malaikat itu?” Aku menjawab,”Wahai, Rabb-ku, aku tidak tahu,” lalu Dia meletakkan tanganNya di kedua pundakku, sampai aku merasakan dingin di dadaku. Kemudian, aku dapat mengetahui semua yang ada di antara timur dan barat. Allah Azza wa Jalla berfirman,”Wahai, Muhammad!” Aku menjawab,”Labbaik wa sa’daika!” Dia berfirman,”Apa yang diperdebatkan oleh para malaikat itu?” Aku menjawab,”………“. Al hadits.Dalam hal wahyu ini, para ulama salaf, Ahli Sunnah wal Jama’ah memegangi pendapat, bahwa Nabi Musa Alaihissallam dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, keduanya pernah mendengar kalamullah al azaliy al qadim [1], yang merupakan salah satu sifat di antara sifat-sifat Allah. Pendapat ini sangat berbeda dan tidak seperti yang dikatakan oleh sebagian orang, bahwa yang terdengar adalah bisikan hati atau suara yang diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla pada sebatang Allah Azza wa Jalla menyampaikan risalahNya melalui perantaraan Malaikat Jibril, dan ini meliputi beberapa cara 1. Malaikat Jibril menampakkan diri dalam wujud aslinya. Cara seperti ini sangat jarang terjadi, dan hanya terjadi dua kali. Pertama, saat Malaikat Jibril mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam setelah masa vakum dari wahyu, yaitu setelah Surat al Alaq diturunkan, lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak menerima wahyu beberapa saat. Masa ini disebut masa fatrah, artinya kevakuman. Kedua, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya, yaitu saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dimi’ Malaikat Jibril Alaihissallam terkadang datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam wujud seorang lelaki. Biasanya dalam wujud seorang lelaki yang bernama Dihyah al Kalbiy. Dia adalah seorang sahabat yang tampan rupawan. Atau terkadang dalam wujud seorang lelaki yang sama sekali tidak dikenal oleh para sahabat. Dalam penyampaian wahyu seperti ini, semua sahabat yang hadir dapat melihatnya dan mendengar perkataannya, akan tetapi mereka tidak mengetahui hakikat permasalahan ini. Sebagaimana diceritakan dalam hadits Jibril yang masyhur, yaitu berisi pertanyaan tentang iman, Islam dan ihsan. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Di awal hadits ini, Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu menceritakan بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Pada suatu saat, kami sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang berpakaian sangat putih, sangat hitam rambutnya, tidak terlihat tanda-tanda melakukan perjalanan jauh, dan tidak tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya, sampai dia duduk di dekat Nabi Shallallahu alaihi wa sallamKemudian di akhirnya, yaitu sesaat setelah orang itu pergi, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada Umar Radhiyallahu anhu يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ“Wahai, Umar. Tahukah engkau, siapakah orang yang bertanya tadi?” Aku menjawab,”Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui,” kemudian Rasulullah bersabda,”Dia itu adalah Malaikat Jibril datang kepada kalian untuk mengajarkan kepada kalian din agama kalian.”Ini menunjukkan, meskipun para sahabat dapat melihatnya dan bisa mendengar suaranya, namun mereka tidak mengetahui jika dia adalah Malaikat Jibril yang datang membawa wahyu. Mereka mengerti setelah diberitahu oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Malaikat Jibril mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, namun ia tidak terlihat. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengetahui kedatangan Malaikat Jibril dengan suara yang mengirinya. Terkadang seperti suara lonceng, dan terkadang seperti dengung lebah. Inilah yang terberat bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, sehingga dilukiskan saat menerima wahyu seperti ini, wajah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berubah. Meski pada cuaca yang sangat dingin, beliau Shallallahu alaihi wa sallam bermandikan keringat, dan pada saat itu bobot fisik Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berubah secara diceritakan oleh salah seorang sahabat, yaitu Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, dia berkata “Allah Azza wa Jalla menurunkan wahyu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, sementara itu paha beliau Shallallahu alaihi wa sallam sedang berada di atas pahaku. Lalu paha beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjadi berat, sampai aku khawatir pahaku akan hancur”.[2]Beratnya menerima wahyu dengan cara seperti ini, juga diceritakan sendiri oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau Shallallahu alaihi wa ass ditanya يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ“Wahai, Rasulullah. Bagaimanakah cara wahyu sampai kepadamu?” Beliau Shallallahu alaihi wa sallam menjawab,”Terkadang wahyu itu datang kepadaku seperti suara lonceng, dan inilah yang terberat bagiku, dan aku memperhatikan apa dia katakan. Dan terkadang seorang malaikat mendatangi dengan berwujud seorang lelaki, lalu dia menyampaikannya kepadaku, maka akupun memperhatikan apa yang dia ucapkan.”Berdasarkan riwayat dan penjelasan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ini, maka dapat dipahami bahwa saat menerima semua wahyu, Rasulullah merasa berat. Namun, yang paling berat ialah cara yang semacam Wahyu disampaikan dengan cara dibisikkan ke dalam kalbu. Yaitu Allah Azza wa Jalla atau Malaikat Jibril meletakkan wahyu yang hendak disampaikan ke dalam kalbu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam disertai pemberitahuan bahwa, ini merupakan dari Allah Azza wa Jalla. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam kitab al Qana’ah, dan Ibnu Majah, serta al Hakim dalam al Mustadrak. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِنَّ رُوْحَ الْقُدُسِ نَفَثَ فِي رُوْعِي لَنْ تَمُوْتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقَهَا فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ وَلاَ يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمْ اسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ يَطْلُبَهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُنَالُ مَاعِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ“Sesungguhnya Ruhul Quds Malaikat Jibril meniupkan ke dalam kalbuku “Tidak akan ada jiwa yang mati sampai Allah Azza wa Jalla menyempurnakan rizkinya. Maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, dan carilah rizki dengan cara yang baik. Janganlah keterlambatan rizki membuat salah seorang di antara kalian mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya apa yang di sisi Allah Azza wa Jalla tidak akan bisa diraih, kecuali dengan mentaatiNya“.Keempat Wahyu diberikan Allah Azza wa Jalla dalam bentuk ilham. Yaitu Allah memberikan ilmu kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, saat beliau berijtihad pada suatu Wahyu diturunkan melalui mimpi. Yaitu Allah Azza wa Jalla terkadang memberikan wahyu kepada para nabiNya dengan perantaraan mimpi. Sebagai contoh, yaitu wahyu yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim Alaihissalllam agar menyembelih anaknya. Peristiwa ini diceritakan oleh Allah Azza wa Jallaفَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ“Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar“. [ash Shaffat/37 102].Demikian cara-cara penerimaan wahyu Allah Azza wa Jalla yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Semua jenis wahyu ini dibarengi dengan keyakinan dari si penerima wahyu, bahwa apa yang diterima tersebut benar-benar datang dari Allah Azza wa Jalla, bukan bisikan jiwa, apalagi tipu daya ala Nabiyina Muhammad, wa ala alihi washabihi wasallam.Diangkat dari as-Siratun Nabawiyah fi Dau-il Qur’an was Sunnah, Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, hlm. 269-271[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06//Tahun X/1427H/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] _______ Footnote [1]. Kalamullah secara hakiki [2]. Shahih Bukhari
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID ArvzjU8KadIaJ4H0CHSKunZ_oq6Kzqcehminb2t87JOnuvrD9S3CGw==
Jakarta - Ada satu cara turun wahyu yang paling berat diterima Nabi Muhammad SAW. Seperti diketahui, cara turunnya wahyu kepada para nabi dan rasul sendiri melalui bentuk yang berbeda-beda sebagaimana dijelaskan dalam surah Asy Syura' ayat كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌArtinya "Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan perantaraan wahyu, dari belakang tabir, atau dengan mengirim utusan malaikat lalu mewahyukan kepadanya dengan izinNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana."Tiap cara diturunkannya tersebut memiliki tingkatan masing-masing. Berdasarkan keterangan hadits dalam al Muwaththa' yang diterjemahkan Tafsir al-Munir Jilid 15 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, cara turun wahyu yang paling berat diterima Nabi Muhammad SAW adalah wahyu datang seperti suara kata lain, suara tersebut memiliki bunyi yang keras. Bahkan membuat Nabi Muhammad SAW bermandikan keringat di tengah musim dingin merasakan beratnya menerjemahkan suara bunyi lonceng tersebut menjadi Al-Qur' عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ المُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ الحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يَأْتِيكَ الوَحْيُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الجَرَسِ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ، فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ المَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ» قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الوَحْيُ فِي اليَوْمِ الشَّدِيدِ البَرْدِ، فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًاArtinya Diriwayatkan dari Abdullah bin Yusuf; dari Malik, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari Aisyah ummul mu'minin 'ibu para mukmin' yang meriwayatkan bahwasanya Harits bin Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai bagaimana cara wahyu menjawab, "Kadang-kadang dia mendatangiku seperti gemerincing lonceng. Ini yang paling berat bagiku. Wahyu sudah terlepas dariku dan aku telah menghafalkan apa yang dikatakan dari Malaikat Jibril. Terkadang juga Jibril datang menyerupai seorang berkata, "Aku pernah melihat Nabi ketika diturunkan wahyu kepadanya pada hari yang sangat dingin, lalu wahyu selesai darinya sementara keningnya penuh dengan keringat," HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa'i.Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan mengapa cara turunnya wahyu tersebut menjadi cara yang terberat untuk Nabi Muhammad SAW. Sebab, cara tersebut membuat Nabi Muhammad SAW harus mampu mengendalikan kesadaran penuhnya."Ketika wahyu diturunkan kepada Rasulullah SAW dengan cara seperti ini, maka ia mengumpulkan semua kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghafal, dan memahaminya," kata Ibnu Hajar yang diterjemahkan Abdul Hamid, Lc., dalam Pengantar Studi Al-Qur' bunyi lonceng tersebut, Ibnu Hajar berpendapat, dimungkinkan berasal dari suara kepakan sayap-sayap malaikat. Tepatnya suara satu kepakan dari malaikat yang membawa wahyu seperti ini pernah terjadi saat paha Nabi Muhammad SAW berada di atas Zaid bin Tsabit. Hal itu pun membuat Zaid merasa keberatan dan hampir saja tidak kuat hal ini, Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah juga pernah berpendapat, ada rasa samar dari sosok yang hadir bersama para nabi dan rasul ketika mereka menerima wahyu. Terkadang, datangnya juga dirasakan seperti dekapan dan tidak sedikit membuat para nabi dan rasul hilang proses penyampaian wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ada 7 cara yang dilakukan. Menurut Syekh Shafiyarrahman Al-Mubarakfuri dalam buku Sirah Nabawiyah yang mengutip Ibnu Qayyim, 7 cara yang dimaksud adalah lewat mimpi, bisikan dalam jiwa, hingga menyerupai seorang lainnya yang dilakukan oleh Malaikat Jibril saat membawa wahyu pada Nabi Muhammad adalah memperlihatkan rupa aslinya, disampaikan Allah SWT langsung melalui peristiwa Mi'raj, dan yang terakhir, turun wahyu yang paling berat diterima Nabi Muhammad yakni bunyi gemerincing lonceng. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] rah/lus
wahyu yang diturunkan kepada nabi tts