Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan : mampu mendengarkan dan memahami ragam wacana lisan melalui mendengarkan cerita teman, cerita rakyat, cerita wayang, drama, dan ungkapan teman. 2. Menulis : mampu menulis karangan dengan pikiran sendiri dalam berbagai ragam bahasa dan jenis karangan sesuai kaidah bahasa. 3. Dari perkawinannya itu, mereka dikarunia beberapa anak yang terlahir "Sotan" (suara yang samar-samar tanpa wujud). Masing-masing hanya terdengar suaranya saja. Suara-suara itu bersahut-sahutan seperti berebut siapa yang lebih tua. Sanghyang Nurrasa kemudian mengheningkan cipta, masuk ke alam gaib. Dengan kesaktiannya, ia bisa melihat wujud Wayang Klithik adatipun mendhet lampahan utawi cariyos Damarwulan. 5. Wayang ménak. Inggih punika Wayang ingkang kadamel saking kajeng (kawangun tiyang/boneka). Wayang Ménak limrahipun mendhet lampahan utawa cariyos dhakwah agama Islam (mendhet lampahan Wong Agung Jayèngrana, Umarmaya saha Umarmadi). Prabu Salya, adalah saudara Dewi Madrim Ibu dari Nakula dan Sadewa. Ia mendengar berita bahwa Pandawa berkemah di Upaplawya dan sedang sibuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan perang yang akan datang. Prabu Salya lalu mempersiapkan balatentaranya dalam jumlah yang amat besar dan mengirim mereka ke tempat berkumpulnya pasukan perang Pandawa. zWQWUM.

cerita wayang nakula bahasa jawa